Pria Yang Menganggap Dirinya Ganteng

 


Judul                    : Bajak Laut & Purnama Terakhir

Pengarang            : Adhitya Mulya

Penerbit                : Jakarta : Gagas Media

Tahun Terbit         : 2016

Jumlah Halaman  : 332 Halaman

ISBN                    : 978-979-780-875-4 

Novel ini berukuran 13 x 19 cm. Novel ini terbagi menjadi beberapa bab dan setiap bab di bedakan oleh halaman yang spesial sehingga memudahkan pembaca untuk membedakannya. Novel ini menggabungkan cerita sejarah dengan komedi fiksi. 

Penulis novel ini adalah Aditya Mulya yang telah menulis banyak novel sukses lainnya. Sejak memulai karier nya, penulis sudah bercita-cita untuk membuat novel bercerita fiksi dengan latar sejarah dan sentuhan komedi. Penulis sendiri mengakui, ia mengajak salah satu ilustrator terbaik di Indonesia untuk mengilustrasikan 14 adegan di dalam novel ini. 

Terdapat elemen sejarah yang tertulis resmi, yang di ubah dan ditambahkan menjadi fiksi oleh penulis sendiri. Penulis melakukan ini untuk mengantarkan plot cerita dan tidak untuk mendiskreditkan tokoh sejarah tertentu atau membuat keresahan bagi pengagum tokoh-tokoh tersebut.

Novel ini mempunyai 3 sudut pandang yang berbeda yang nanti nya akan disatukan dengan sangat baik. Sudut pandang pertama adalah tentang Jendral VOC yang mencari harta karun. Sudut pandang kedua menceritakan tiga perwira elit. Dan sudut pandang ketiga menceritakan tentang bajak laut konyol yang bernama Jaka dengan awak-awaknya. 

Novel ini berlatar di wilayah Indonesia dan sekitarnya. Walaupun menceritakan tentang bajak laut, sebagian besar latar cerita di novel ini bukan berada di lautan. Di novel ini, terlihat dengan sangat jelas bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai kebudayaan leluhur yang luas dan kekayaan alam yang melimpah. Hal ini dibuktikan dengan diceritakan sejarah kerajaan terbesar di Indonesia dan keinginan jendral VOC yang ingin mengambil harta karun yang ada di Indonesia.

Alur cerita novel ini sangat menarik dan teratur sehingga mudah di mengerti oleh pembaca. Mulai dari
tingkah laku Jaka yang bodoh dan konyol, hingga mengalahkan musuh terbesarnya. 

Cerita perjalanan Jaka dan awak nya lebih mengarah ke komedi. Karena tingkah dan perbuatannya berhasil membuat pembaca tertawa. Dan dua cerita lain nya, lebih mengarah ke serius dan profesional.
Jendral VOC yang berambisi menemukan harta karun. Dan tiga perwira yang mempunyai tugas yang sangat penting. 

Bajak Laut dan Purnama Terakhir mengisahkan tentang seorang bajak laut bernama Jaka Kelana yang tingkahnya sangat konyol dan sebenarnya tak layak jadi bajak laut karena ia terlalu ramah, santun, dan baik hati. Meski ia menyebut dirinya bajak laut, tapi ia belum pernah berhasil merompak kapal. Jika ia merompak kapal, uiung-ujungnya justru ia yang kena palak kapal yang dirampok atau kapalnya tertembak meriam dan bocor. Pokoknya setiap merompak, ia selalu terkena sial. 

Kita harus ganti nama bajak laut ini. Kerapu Merah itu terdengar seperti nama rumah makan, bukan perompak yang ditakuti. Siapa sih kentut yang ngasih nama itu dulu, ya ? Elo, Bang. Oh, sebenarnya Kerapu Merah gak jelek-jelek amat. Cuman kurang wibawa aja dikit. Dikiiit. Dikiiiiit. Ya udah ga apa-apa, ga usah ganti nama, sahut Jaka.

Jaka Kelana punya mimpi menjadi bajak laut yang disegani bersama keempat awaknya. Kenyataannya, Jaka selalu saja gagal merompak karena dia memulainya dengan terlalu sopan, seperti, Assalamualaikum, permisi, saya mau merompak, boleh ?

Demi mencapai impiannya dan berkat pesan dari Dewa Ganteng, Jaka pantang menyerah. Hingga suatu hari Kerapu Merah mulai beraksi dan dikejar-kejar kompeni! Dari satu pulau ke pulau lain, petualangan Kerapu Merah dimulai dan diikuti juga dengan tiga sosok misterius yang membawa pesan sakral. Sebuah petualangan bersejarah yang harus mereka selesaikan sebelum genap purnama terakhir

Keunggulan utama dari buku ini menurut saya adalah alur cerita yang sangat menarik. Saya pikir novel ini akan terasa membosankan saat membaca nya. Mulai dari perkenalan tokoh, sifat mereka, latar belakang, dan tampak fisiknya di buat sangat menarik untuk pembaca. Dalam beberapa halaman penulis juga meninggalkan sedikit catatan bagi para pembaca jika ada kata yang menurut penulis kurang di pahami sehingga pembaca dapat memahami nya. Dan gaya bahasa yang santai membuat pembaca lebih nyaman saat membaca novel ini.
Kekurangan novel ini adalah ada beberapa bahasa-bahasa yang tidak di terjemahkan kepada pembaca, seperti bahasa Jawa. 
Penutup saya untuk resensi ini, novel yang sangat keren. Penulis nya bisa menyatukan komedi, sejarah, fantasi dengan baik. Komedi nya dapat, sejarah nya dapat, fantasi nya dapat, plot twist nya juga dapat. Hal yang bisa saya ambil dari novel ini ialah keserakahan hanya akan berakibat bencana.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Wirausaha Pengolahan Kaldu Jamur Tiram (Totole)